MEMAKAI busana muslim ke tempat kerja ternyata tidak bisa sembarangan.Terdapat aturan tertentu yang harus diikuti agar terlihat profesional, namun tetap berkesan trendi dan modis.
Belakangan ini, pamor busana muslim terus meningkat. Kini, busana serbatertutup ini banyak dijumpai di berbagai tempat, mulai dari yang bergaya santai di pusat perbelanjaan hingga yang berkesan glamor dan mewah di acara pesta. Demikian pula di tempat kerja, kini busana muslim memiliki tempat tersendiri.
Sayangnya, aturan berbusana “kantoran” terkadang direpresentasikan berbeda oleh sebagian muslimah. Mengenakan busana serba bertumpuk dengan aksen ramai atau malah ekstrasantai. Sebenarnya, busana muslim untuk ke kantor tidak jauh berbeda dengan busana biasa.
Namun, memang harus mengikuti kaidah berbusana muslim yang baik, yakni menutup aurat, tidak ketat memeluk tubuh, dan sopan. Adapun untuk potongannya, para wanita karier muslimah bisa memilih beberapa tipe gaya. Dinamis, feminin, atau trendi.
Bagi mereka yang pekerjaannya membutuhkan banyak waktu di lapangan, bisa memilih rangkaian busana yang tidak membatasi gerak tubuh. Padanan tunik dan celana bisa jadi alternatif yang tepat. Pilihan lainnya, padu padan busana kontemporer yang dikenakan secara berlapis.
Misalnya saja blus, jaket, serta celana panjang. Paduan ini disarankan Tuty Cholid, desainer yang kini memperluas lini modenya ke pasar busana muslim.
“Sekarang ini jaket panjang sedang in, jadi kita bisa menerapkannya untuk busana kerja muslim. Sebaiknya jaket itu mengambil gaya tailoring supaya tidak menghilangkan kesan baju kerjanya,” ujar Tuty.
Bila ingin tampil ringkas dengan mengenakan kemeja, sebaiknya pilih yang bagian kerahnya tinggi dan mampu menutup leher. Dengan begitu, bisa langsung menggunakan jilbab.
Tampilan seperti itu lebih rapi, praktis, dan modern dibandingkan memakai jilbab lebar atau penuh ikatan di bagian kepala, yang berkesan terlalu ramai untuk suasana kerja. Sementara, mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu di kantor, pilihan busananya bisa yang bergaya feminin maupun trendi. Paduan kemeja atau tunik dengan rok misalnya.
Bagi yang ingin terlihat lebih anggun, gamis pun bisa digunakan. Namun, tentu harus disesuaikan motif dan detailnya. Jangan terlalu ramai atau bahkan terlampau simpel.
Begitu juga dari segi bahan. Gunakan gamis dengan bahan sedikit tebal. Sebab, bahan yang tipis memberi kesan terlalu santai. Untuk pemilihan bahan, utamakan kenyamanan dan tidak gerah saat dipakai seharian. Bahan-bahan seperti katun, viskos atau shantung bisa dijadikan pilihan.
“Kalau memakai sutra, sebaiknya yang dicampur katun, rayon atau viskos supaya mengurangi kilapnya dan lebih nyaman,” sebut salah satu desainer busana muslim, Iva Lativah.
Tidak ingin tampil plain? Tambahkan saja aksesori yang berkesan formal, seperti halnya bros, korsase, atau ikat pinggang rantai.
“Sekarang ini korsase sedang digemari, jadi pakai saja kalau ingin menambah cantik penampilan. Atau bisa juga dengan bros yang bentuknya menarik,” ujar Itang Yunasz, desainer busana kontemporer yang kini juga merambah lini busana muslim.
Aksen-aksen tertentu juga bisa ditambahkan untuk menambah semarak penampilan. Tentu dalam tahap yang tidak berlebihan, seperti halnya aksen bordir pada lengan, kerah, dan ujung busana.
Penampilan juga akan terlihat menarik dengan penggunaan warna cerah. Namun, tentu dalam nuansa yang senada. Tidak asal tabrak, hanya untuk menampilkan kesan kontras. Jika ingin terlihat segar,cukup gunakan blus dengan warna ceria yang dipadukan dengan bawahan berpalet netral.Hal ini juga membuat penampilan berkesan luwes.
Sementara, Fenny Mustafa lebih memilih katun daripada sutra sebagai bahan dasar. Dia ingin si pemakainya tetap terlihat modis, tapi tetap nyaman untuk dipakai.
Demikian juga dengan bentukan yang ditawarkan,Fenny banyak menghadirkan garis rancangan simpel dengan kombinasi warna cerah sesuai bagi para muslimah yang dinamis.(Koran SI/ nsa) (okezone.com)